Rabu, 13 April 2011

PKS dan SBY Saling Menunggu

Jakarta - Kontrak koalisi baru antara PKS dan SBY belum juga menemukan titik temu. PKS dan SBY dinilai sama-sama di posisi saling menunggu untuk melihat arah koalisi selanjutnya. Pakar Politik, Burhanudin Muhtadi mengatakan, kedua pihak ini sama-sama berhitung untuk keberlajutan koalisi.

“Dari info yang saya dapat, Ketua Majelis Syuro, Hilmi Aminuddin sudah beberapa kali berinisiatif meminta SBY untuk bertemu, tapi sampai sekarang SBY belum ada tindakan,” katanya. Menurutnya, hal ini menunjukkan secara simbolik merupakan bentuk hukuman SBY terhadap PKS. “Apa sih susahnya memanggil PKS?” katanya pada Rabu, (13/4).

Hukuman secara halus itu, lanjutnya, karena maneuver-manuver politik yang terus dilakukan PKS. Terlebih lagi, posisi PKS dalam koalisi sebenarnya sudah tinggi. Burhanudin menilai SBY sudah marah sampai titik puncak karena jatah PKS yang sudah besar justru partai tersebut masih bermanuver. Hanya saja, yang menjadi pertanyaannya, manuver itu tidak dilakukan sendirian.

Burhanudin menilai Partai Golkar pun sempat bermanuver. Bedanya, partai ini memiliki posisi tawar yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari telah bertemunya ketua umum Partai Golkar, Abu Rizal dan menghasilkan putusan penandatangan kontrak koalisi.

Ada kesan, lanjutnya, pertemuan PKS dan SBY tertunda terus menerus atau PKS. Maka, ia mengaku bisa memahami sikap PKS yagn tidak mau terburu-buru untuk menandatangani kontrak koalisi baru. “PKS tak mau tanda tangan kalau belum ketemu SBY, sedangkan SBY pun belum menunjukan arah itu,” katanya.

Artinya, kedua pihak ini adu urat syaraf. Tetapi, untuk mendepak PKS dari koalisi pun Partai Demokrat tidak punya keberanian. Hasilnya, kondisi tarik ulur seperti sekaranglah yang terjadi. “Keduanya tidak bergerak dari posisi semula,” katanya.

Mengenai dibawanya persoalan ini ke tingkat Majelis Syuro PKS, ia menilai tindakan itu hal yang wajar. Sebab, keputusan strategis PKS selalu berada di majelis tersebut, termasuk sikap terhadap koalisi SBY-Boediono. Terlebih lagi keputusan mengenai koalisi tak bisa hanya diputuskan oleh DPP PKS.

Ia memprediksi, apapun yang dihasilkan dari rapat Majelis Syuro PKS, baik tetap bergabung dalam koalisi atau menjadi oposisi, harus diputuskan secara baik-baik. Namun, ia menduga, Majelis Syuro pun tidak akan mengambil keputusan sebelum PKS benar-benar bertemu dengan SBY.

http://www.republika.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More